Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Tauhid Uluhiyah

  Tauhid Uluhiyah   Tauhid Uluhiyyah dikatakan juga Tauhiidul ‘Ibaadah yang berarti mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, apabila hal itu disyari’atkan oleh-Nya, seperti berdo’a, khauf (takut), raja’ (harap), mahabbah (cinta), dzabh (penyembelihan), bernadzar, isti’anah (meminta pertolongan), istighatsah (minta pertolongan di saat sulit), isti’adzah (meminta perlindungan), dan segala apa yang disyari’atkan dan diperintahkan Allah Azza wa Jalla dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.    Semua ibadah ini dan lainnya harus dilakukan hanya kepada Allah semata dan ikhlas karena-Nya, dan ibadah tersebut tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah. Sungguh, Allah tidak akan ridha jika dipersekutukan dengan sesuatu apapun.   Apabila ibadah tersebut dipalingkan kepada selain Allah, maka pelakunya jatuh kepada syirkun akbar (syirik yang besar) dan tidak diampuni dosa

Tauhid Rubbubiyah

  Tauhid Rubbubiyah   Ahlus Sunnah beriman kepada Allah Azza wa Jalla, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan dibangkitkannya manusia setelah mati, serta iman kepada qadar yang baik maupun buruk.  Di dalam surat al-Baqarah, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:   لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ   “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, hari Kemudian, Malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi…” [Al-Baqarah: 177]  Di samping ayat di atas, banyak sekali hadits shahih yang menegaskan hal serupa.  Di antara sejumlah hadits tersebut ter-dapat sebuah hadits masyhur yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu, bahwasanya Malaikat Jibril pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alai

Adab Pergi Ke Pasar

 Adab Pergi Ke Pasar [1]   Hendaknya berdzikir kepada Allah Jalla Jalaaluhu disaat masuk ke pasar,  karena Rasulullah  shallallaahu ’alaihi wa sallam  bersabda:  “Barangsiapa yang masuk   ke   pasar   lalu   membaca:   LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAH   LAHULMULKU WALAHULHAMDU YUHYII WA YUMIITU   WA HUWA HAYYUN LAA YAMUUTU BIYADIHIL KHOIIR   WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QODIIR ‘Tiada   Tuhan yang berhak   disembah   selain Allah semata, tiada   sekutu   bagiNya, milikNya-lah   kerajaan, dan kepunyaanNya-lah   segala   pujian, Dia yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia   Maha   Hidup   tidak akan mati; di   tanganNya-lah   segala   kebaikan, dan Dia   Maha   Kuasa   atas   segala   sesuatu.’ Maka Allah Jalla Jalaaluhu mencatat sejuta kebaikan baginya, dan menghapus sejuta dosa darinya, dan Dia tinggikan baginya sejuta derajat dan Dia bangunkan satu istana baginya di dalam Surga ”  (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dinilai hasan oleh Al-Albani). [2] Tidak   menyaringkan   suar